Sejarah Kampung
Dataran Tinggi gayo (Bener Meriah) atau orang manca negara menyebutnya dengan sebutan miniatur orang eropa pedalaman, dengan latar perkebunan kopi serta hutan pinusnnya, pada dasarnya penduduk Singah Mulo berasal dari kampung Rime raya Kecamatan Timang Gajah Kabupaten Aceh Tengah dan kampung Singah Mulo masih dinamakan dengan dusun Singah Mulo, adapun penamaan Kampung Singah Mulo ini pada dasarnya adanya sebuah gubuk yang mana kata orang tua terdahulu namanya Penjere Opat Pintu atau bahsa indonesianya adalah Penjara Empat Pintu dan Pada Gubuk Penjere Opat Pintu tersebut tertulis sebuah kata-kata ”SINGAH MULO" berdasarkan kata-kata tersebut itulah penamaan kampung Singah Mulo atau bahsa Indonesianya Singgah Sebentar. Adapun asal mula penduduk Kampung Singah Mulo yang dominan adalah Suku Gayo, suku Padang, suku Aceh suku jawa, lama kelamaan suku-suku tersebut bercampur baur untuk membangun Kampung Singah Mulo yang lebih maju. Pada tahun yang tidak diketahu, Kampung Singah Mulo yang sebelumnya dusun berubah menjadi Kampung difinitif yang namanya Desa Singah Mulo terdiri dari 4(empat dusun) yaitu dusun rata ara, dusun bakti, dusun KM 58 dan dusun Bintang Padi yang masih berada dibawah naungan kecamatan timang gajah Kabupaten Aceh tengah Provinsi Aceh, adapun pusat desa singah mulo pada saat itu adalah dipersimpangan tiga dengan nama dulunya SIMPANG BESI GEDOK atau persisnya sekarang terletak di kediaman Kepala Mukim Tugu RRI Rime Raya dan lama kelamaan dearah semakin berkembang sehingga ketiga dusun diatas memisahkan diri dari kampung singah mulo, dan kampung singah mulo pun membentuk empat dusun kembali(dusun bersatu, dusun sara Pelongohen, dusun sara pakat dan dusun bintang padi) Kecamatan Pintu rime Gayo Kabupaten Bener Meriah Provinsi
Karena letak kampung sebelumnya berada di Pinggir hutan, masyarakat saat itu melakukan gotong royong membersihkan hutan guna untuk lahan pertanian serta lokasi perkampungan.
Secara geografis daerah ini mempunyai luas wilayah ±2600 Hektar dari wilayah Kabupaten Bener Meriah. Dan merupakan satu wilayah dengan keadaan tofografi dataran sampai bergelombang atau berbukit-bukit dengan ketingian 800-1400 dpl. Curah hujan rata-rata adalah 1.089 mm dan tertingi adalah 2.409 mm.
Pada dasarnya penduduk kampung Singah Mulo adalah bermata pencaharian sebagai petani kopi dan juga sebagai petani palawija serta pedagang.